Aku
raisa stevanus, aku lahir di manado, aku terlahir di keluarga
yang berada tetapi aku tidak sombong, aku berusia 21 tahun, aku sekarang
semester III di universitas Kencana Bakti.
Aku mempunyai satu orang adik 2 bersaudara, adik aku
bernama Natan dia duduk di bangku SMA kelas X di SMAN I Sambungan. Aku sering sekali
bercerita dengan adikku.
Aku
ingin sekali melanjutkan study aku ke jakarta, tetapi aku takut mamah dan papah
tidak mengizikan.
Pagi hari ketika kami sarapan tiba-tiba papah tersenyum
kepadaku, dan papah mengizinkan aku untuk melanjutkan study ke jakarta, dengan
alasan aku harus menjadi orang sukses.
Pagi harinya aku membereskan
pakaian untuk pergi ke jakarta, sesampainya dii jakarta aku mulai melakukan
aktivitas sebagai mahasiswi di Universitas Gajah Mada.
Aku berkenalan dengan seorang laki-laki dia seorang yang
tekun dan rajin, dan kebetulan dia satu jurusan dengan aku, pria itu bernama
Reno dan ia seorang muslim. Tetapi dia tidak menghambat dengan keberadaanku
seorang yang beragama Kristen. Keesokan harinya aku pergi ke perpustakaan
mencari materi untuk study tetapi aku tidak menemukannya, Reno menghampiriku
dia bertanya “ Resya kamu mencari buku apa ?” akupun menjawab “ilmu hukum”,
tetapi perpustakaan ini sepertinya tidak lengkap bahan yang aku cari tidak ada.
Reno berkata “ baiklah aku
sepertinya punya buku apa yang sedang kamu cari, bagaimana kalau pulang kuliah
kamu mampir ke kostan aku ?’
Aku berkata “ baiklah”......
Setelah
jam kampus selesai aku langsung pergi kerumah Reno, setibanya dirumah reno,
reno meninggalkan aku karna dia akan ibadah. Aku bertanya kepada reno “ Reno
apa kamu nyaman dengan agama yang telah kamu anut ? dan apa kamu tidak capek
setiap hari bersujud kepada tuhanmu, yang entah seperti apa rupanya ?”.. dan
reno pun menjawab pertanyaanku “Resya aku tidak mengeluh kesah dengan apa yang
telah allah berikan kepadaku, aku patut dan takut jika aku melalikan tugas yang
telah allah berikan kepadaku, “reysa apa kamu tekun beribadah kepada tuhanmu
?’’ aku menjawab “ tidak kadang aku pergi ke gereja kadang tidak, aku
melakukannya semauku, mamah dan papahku pun seperti itu.
Setelah berbincang-bincang dengan reno akhirnya akau
pulang..
Sesampainya aku dirumah, aku
menelpon adik aku Natan, dan aku bercerita tentang Reno kepadanya, natan sangat
sekali antusias mendengarkan aku cerita, sebab aku belum pernah bercerita
kepada siapapun tentang laki-laki, natan sangat mendukung kedekatan aku dengan
Reno, tetapi natan bertanya kepadaku “ kak, apa mamah dan papah akan kakak
beritahu tentang kedekatan kakak dengan kak Reno ?” akupun bingung untuk
menjawabnya...
Keesokan harinya aku tidak masuk kampus karena aku sakit,
tetapi sakit aku semakin hari semakin sakit tidak aku rasa lagi, keesokan
harinya aku memaksakan diri untuk pergi kuliah, reno bertanya-tanya kenapa
belakangan ini aku sering pingsan dikampus dan Reno mengantarkan aku prgi ke
rumah sakit dan setibanya dirumah sakit, dokter menjawab mengapa belakangan ini
aku sering merasakan sakit di bagian dada, ternyata aku mengalami penyakit
kanker tulang ganas aku syok mendengarnya setiap hari reno yang selalu
menghibur dan menguatkanku, reno selalu mengajak aku berdoa dan bersyukur,
tetapi aku tidak mungkin bercerita tentang penyakit yang aku derita ini kepada
mamah, papah, dan natan , mereka pasti sedih mendengar kabar dari aku. Reno
ternyata memendam perasaan sayang terhadpku dari semnjak mengenal aku, tapi aku
bingung perbedan agama yang menghalanginya, aku seakan-akan berada di dunia
kegelapan, yang entah dimana titik terang itu aku temukan..
Telah aku pikir matang-matang aku ingin menjadi muslimah, walaupun konsekuensinya orang tua
membenciku, setelah aku menjadi mualaf aku merasa titik terang itu semakin
dekat karena reno yang menguatkan aku untuk hidup, aku berjilbab seperti
layaknya kamu muslim, setelah study aku selesai aku pergi kemanado untuk
menemui keluargaku disana.
Setiba dirumah adikku natan tidak mengenali aku sebagai
kakaknya dia mengira aku datang hanya mengemis kepadanya, setelah aku beritahu
bahwa aku Raisya stevanus dia baru percaya, aku kangen adiku natan.. ternyata
mamah dan papah belum pulang, suasana rumah membuat aku tidak aneh lagi
kebiasaan mamah yang jarang dirumah dan papah yang selalu sibuk dikantornya .
ketika itu mamah dan papah pulang, aku bercerita kepada beliau tentang diriku
yang sebenarnya , papah marah saat mendengar aku sekarang menjadi seorang
mualaf, papah pu marah kepada reno dan mengusir kami, hati aku sedih tetapi apa
boleh buat aku lakukan semuanya pilihanku, aku melarang reno untuk bercerita
kepada papah dan mamah tentang penyakit ini.
Akhirnya aku pulang ke jakarta, aku kehilangan orang
tuaku, apa mungkin disaat hembusan nafas ku mereka tahu waktuku tidak lama
lagi, aku hanya ingin disaat detik-detik kematianku mereka disampingku, aku
kangen natan adikku, mamah dan papah.
Setelah itu Aku jatuh pingsan dan
tergeletak diruangan tengah, reno datang dan membawa ku kerumah sakit,reno
bingung karena keadaanku semakin keritis sedangkan sanak sauadaraku tidak ada
yang mengetahui tentang kabarku, dan akhirnya reno bercerit kepada mamah, mamah
pun datang bersama natan ke jakarta menemui aku dirumah sakit. Aku masih
terbaring koma dirumah sakit selama dua hari, mamah selalu menemani aku, akupun
terbangun, dan aku hanya meminta kepada mamah agar merestui aku dengan reno,
dan mengikhlaskan aku jika aku pergi, mamah menangis dan ketika itu mamah
mendengar semua pembicaraan kami, natan pun merayu papah untuk kejakarta.
Dan akhirnya papah
menghampiriku dan berkata papah merestui hubungan kalian dan papah yakin kalian
akan lebih bahagia bila memilih agama yang sudah kamu tekuni, dan setelah itu
hembusan nafas ku terhenti disaat cinta ini mendapatan restu dari orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar