Minggu, 13 Juli 2014

NAMA AKU RAISA

Aku raisa stevanus, aku lahir di manado, aku terlahir di keluarga yang berada tetapi aku tidak sombong, aku berusia 21 tahun, aku sekarang semester III di universitas Kencana Bakti.
            Aku mempunyai satu orang adik 2 bersaudara, adik aku bernama Natan dia duduk di bangku SMA kelas X di SMAN I Sambungan. Aku sering sekali bercerita dengan adikku.
            Aku ingin sekali melanjutkan study aku ke jakarta, tetapi aku takut mamah dan papah tidak mengizikan.
            Pagi hari ketika kami sarapan tiba-tiba papah tersenyum kepadaku, dan papah mengizinkan aku untuk melanjutkan study ke jakarta, dengan alasan aku harus menjadi orang sukses.
Pagi harinya aku membereskan pakaian untuk pergi ke jakarta, sesampainya dii jakarta aku mulai melakukan aktivitas sebagai mahasiswi di Universitas Gajah Mada.
            Aku berkenalan dengan seorang laki-laki dia seorang yang tekun dan rajin, dan kebetulan dia satu jurusan dengan aku, pria itu bernama Reno dan ia seorang muslim. Tetapi dia tidak menghambat dengan keberadaanku seorang yang beragama Kristen. Keesokan harinya aku pergi ke perpustakaan mencari materi untuk study tetapi aku tidak menemukannya, Reno menghampiriku dia bertanya “ Resya kamu mencari buku apa ?” akupun menjawab “ilmu hukum”, tetapi perpustakaan ini sepertinya tidak lengkap bahan yang aku cari tidak ada.
Reno berkata “ baiklah aku sepertinya punya buku apa yang sedang kamu cari, bagaimana kalau pulang kuliah kamu mampir ke kostan aku ?’
Aku berkata “ baiklah”......
Setelah jam kampus selesai aku langsung pergi kerumah Reno, setibanya dirumah reno, reno meninggalkan aku karna dia akan ibadah. Aku bertanya kepada reno “ Reno apa kamu nyaman dengan agama yang telah kamu anut ? dan apa kamu tidak capek setiap hari bersujud kepada tuhanmu, yang entah seperti apa rupanya ?”.. dan reno pun menjawab pertanyaanku “Resya aku tidak mengeluh kesah dengan apa yang telah allah berikan kepadaku, aku patut dan takut jika aku melalikan tugas yang telah allah berikan kepadaku, “reysa apa kamu tekun beribadah kepada tuhanmu ?’’ aku menjawab “ tidak kadang aku pergi ke gereja kadang tidak, aku melakukannya semauku, mamah dan papahku pun seperti itu.
            Setelah berbincang-bincang dengan reno akhirnya akau pulang..
Sesampainya aku dirumah, aku menelpon adik aku Natan, dan aku bercerita tentang Reno kepadanya, natan sangat sekali antusias mendengarkan aku cerita, sebab aku belum pernah bercerita kepada siapapun tentang laki-laki, natan sangat mendukung kedekatan aku dengan Reno, tetapi natan bertanya kepadaku “ kak, apa mamah dan papah akan kakak beritahu tentang kedekatan kakak dengan kak Reno ?” akupun bingung untuk menjawabnya...
            Keesokan harinya aku tidak masuk kampus karena aku sakit, tetapi sakit aku semakin hari semakin sakit tidak aku rasa lagi, keesokan harinya aku memaksakan diri untuk pergi kuliah, reno bertanya-tanya kenapa belakangan ini aku sering pingsan dikampus dan Reno mengantarkan aku prgi ke rumah sakit dan setibanya dirumah sakit, dokter menjawab mengapa belakangan ini aku sering merasakan sakit di bagian dada, ternyata aku mengalami penyakit kanker tulang ganas aku syok mendengarnya setiap hari reno yang selalu menghibur dan menguatkanku, reno selalu mengajak aku berdoa dan bersyukur, tetapi aku tidak mungkin bercerita tentang penyakit yang aku derita ini kepada mamah, papah, dan natan , mereka pasti sedih mendengar kabar dari aku. Reno ternyata memendam perasaan sayang terhadpku dari semnjak mengenal aku, tapi aku bingung perbedan agama yang menghalanginya, aku seakan-akan berada di dunia kegelapan, yang entah dimana titik terang itu aku temukan..
            Telah aku pikir matang-matang aku ingin menjadi  muslimah, walaupun konsekuensinya orang tua membenciku, setelah aku menjadi mualaf aku merasa titik terang itu semakin dekat karena reno yang menguatkan aku untuk hidup, aku berjilbab seperti layaknya kamu muslim, setelah study aku selesai aku pergi kemanado untuk menemui keluargaku disana.
            Setiba dirumah adikku natan tidak mengenali aku sebagai kakaknya dia mengira aku datang hanya mengemis kepadanya, setelah aku beritahu bahwa aku Raisya stevanus dia baru percaya, aku kangen adiku natan.. ternyata mamah dan papah belum pulang, suasana rumah membuat aku tidak aneh lagi kebiasaan mamah yang jarang dirumah dan papah yang selalu sibuk dikantornya . ketika itu mamah dan papah pulang, aku bercerita kepada beliau tentang diriku yang sebenarnya , papah marah saat mendengar aku sekarang menjadi seorang mualaf, papah pu marah kepada reno dan mengusir kami, hati aku sedih tetapi apa boleh buat aku lakukan semuanya pilihanku, aku melarang reno untuk bercerita kepada papah dan mamah tentang penyakit ini.
            Akhirnya aku pulang ke jakarta, aku kehilangan orang tuaku, apa mungkin disaat hembusan nafas ku mereka tahu waktuku tidak lama lagi, aku hanya ingin disaat detik-detik kematianku mereka disampingku, aku kangen natan adikku, mamah dan papah.
            Setelah itu Aku jatuh pingsan dan tergeletak diruangan tengah, reno datang dan membawa ku kerumah sakit,reno bingung karena keadaanku semakin keritis sedangkan sanak sauadaraku tidak ada yang mengetahui tentang kabarku, dan akhirnya reno bercerit kepada mamah, mamah pun datang bersama natan ke jakarta menemui aku dirumah sakit. Aku masih terbaring koma dirumah sakit selama dua hari, mamah selalu menemani aku, akupun terbangun, dan aku hanya meminta kepada mamah agar merestui aku dengan reno, dan mengikhlaskan aku jika aku pergi, mamah menangis dan ketika itu mamah mendengar semua pembicaraan kami, natan pun merayu papah untuk kejakarta.
Dan akhirnya papah menghampiriku dan berkata papah merestui hubungan kalian dan papah yakin kalian akan lebih bahagia bila memilih agama yang sudah kamu tekuni, dan setelah itu hembusan nafas ku terhenti disaat cinta ini mendapatan restu dari orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar